Persekutuan Anak dan Remaja GKI Mimika

Persekutuan Anak dan Remaja GKI Mimika

Rabu, 17 Maret 2010

1. Masa Persiapan

Johann Gottlob, seorang pemuda berusia 17 tahun, oleh ayahnya ia belajar pada seorang tukang perabot di Berlin. Dia suka belajar dan menggabungkan diri dengan sekelompok pemuda, yang sama – sama melakukan sejenis pekerjaan kader. Disitulah Johann belajar banyak dan mengunjungi kawan – kawan nya. Pada suatu pertemuan sending, dimana ia pernah mengikuti “pengutusan dua ", untuk pengutusan sending dua orang yaitu yang disebut : “Sendeling tukang" (Zendelings werk lieden ) yang disponsori oleh bapak Gossner.
Bapak Gossner adalah bekas Imam Roma Katholik yang pada jamannya sangat Oikumenis pikiran nya, ia sangat keras menentang segala formalisme, ia sendiri tidak fanatik. Ia memiliki pandangan yang terbuka untuk dunia luas, dimana Injil be­Ium dikabarkan.
Dia tidak menggabungkan diri dengan pen­didikan sendeling pada waktu itu, yang harus belajar sekian lama, sehingga menurut dia terlaIu intelektualistis, dan ia punya ide untuk mengirim sendeling “ tukang itu ke daerah - daerah yang belum men­dengar berita Injil.

Mereka tidak perlu pendidikan tinggi yang memakan banyak waktu. Orang Kristen yang penuh keyakinan dan dengan dedikasi yang baik, dapat diutus setelah mengikuti masa persiapan yang pendek, dan seperti rasul Paulus dapat memelihara hidupnya dengan hasil kerajinan tangan. Sehingga Dalam waktu senggangnya mereka dapat memberitakan Injil.

Johann Geissier mendengar hal ini, ketika hadir dalam suatu pertemuan, yang dipimpin oleh bapak Gossner, tentang pekerjaan sending. Rupanya saat itu Johann memakai pakaian yang agak mencolok, sebab sesudah `ceramah bapak Goss­ner berseru kepada pemuda yang hadir dan dia ber­paling kepada Johann : “kau yang berbaju biru, bagaimana dengan mu, apakah kau tidak tertarik untuk pekerjaan sending?". Karena dikonfrontir didepan banyak orang, oleh seruan yang langsung ditujukan padanya, Johann menja­wab': “ya, namun saya tidak punya kemampuan dan tidak yakin apakah dapat menjadi seorang sendeling yang baik''.
Akan tetapi Gossner memberanikan dia, sehingga Johann mengikuti pendidikan. Mula mula dalam waktu senggangnya, dan kemudian ia mulai serius belajar di rumah bapak Gossner sendiri. Sekarang nyata, bahwa Johann tidak hanya memperkenalkan dirinya melalui baju birunya, tapi juga melalui wataknya. Pada tanggal 28 Februari 1852 katika berusia 22 tahun ia diteguhkan sebagai seorang sendeling, dan demikian menjadi salah satu utusan Gossner.

Di Zetten, tanah Belanda waktu itu tuan O.G Heldering, yang telah mengadakan kerjasama dengan Gossner setuju akan ide tukang – tukang Kristen sebagai pekerja sending di ladang Tuhan . Mereka yang pergi ke Hindia Belanda (Indonesia) ditampung sementara di Zetten, untuk belajar bahasa Belanda dan dipersiapkan untuk berangkat.

Geissler juga melalui cara ini. Dengan rekan nya Schneider, dalam bulan maret ia berjalan kaki dari Berlin ke Zetten. Pada tanggal 25 April 1852 mereka tiba di Zetten. Dalam perjalanan mereka mengabarkan injil, menyanyi dan mengadakan pertemuan. Nyanyian “ Wo findet die seele die Heimat , die ruh” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda menjadi “ Daar ruist langs de wolken “ (Segala benua dan langit penuh Ny Rohani 144) Geissler dan Schneider yang memperkenalkan lagu ini di tanah Belanda. Rupanya Geissler seorang penghotbah yang menarik, sehingga dalam penginjilan dari kampung ke kampung dan kota ada tujuh orang pemuda mengaku iman nya dan bertobat. Ini bila kita lihat selama hampir 15 tahun Geissler bekerja di tanah Papua ia hanya dapat membabtiskan enam orang, dan itu juga adalah budak – budak yang telah di tebus oleh nya Tanggal 25 Juni 1852 Geissler bersama teman – teman nya di utus ke Zetten dan keesokkan hari nya beranghkatlah mereka dengan kapal “ Abel Tasman”, melalui tanjung Pengharapan hingga ke Batavia (Jakarta) mereka pada tanggal 7 Oktober 1852

Tidak ada komentar:

Posting Komentar